Puisi Matematika: Edisi Pertama
Assalamu'alaikum, sobat!
Teringat waktu pertama kali melihat puisi matematika. Ternyata matematika itu dibalik kerumitan dan keabstrakannya, ada keindahan di dalamnya. Berjuta perasaan yang ada di hati ternyata dapat terlukiskan dengan matematika yang juga terkadang sulit dimengerti dan memendam sejuta misteri.
Karya pertama seumur hidupku ini terinspirasi dari puisi yang beredar di media sosial. Dari puisi tersebut, saya modifikasi menjadi karyaku yang pertama. Meskipun bukan hasil murni 100% buatan saya, setidaknya 50% puisi itu berhasil saya ubah dengan ideku sendiri.
Puisi Matematika
Modified by : Akhmal Iswara AdjieSaat aku bersua dengan eksponen jiwamu
Logaritma hatiku bergetar
Bagai amplitudo fungsi sinus
Jika aku adalah sebuah persamaan kuadrat
Maka engkaulah x1 dan x2 persamaan kuadrat itu
Aku ini hewan jalang
Dari himpunan yang kosong
Biar parabola menembus kulitku
Aku tetap mencari peluang saling bebas
Entah dengan cara apa ku singkap integral hatimu
Dengan cara rasional ataukah irasional
Dengan cara real ataukan imajiner
Ku tempuh sumbu X dan sumbu Y
Hingga ku lihat titik potong
Ku lihat variabel di wajahmu
Matamu bagaikan 2 elipsoid
Hidungmu bagaikan asimptot-asimptot hiperbola
Mulutmu bagaikan grafik kosinus
Rambutmu bagaikan persamaan garis lurus
Beribu-ribu matriks ordo 2 X 2 kutempuh
Akhirnya ku temui determinan hatimu
Setelah limit fungsi x mendekati nol
(Bandung, 11 Januari 2015)
Oh iya, buat pencipta puisi ini. Maaf ya, tidak mencantumkan sumber/penciptanya. Saya bingung, saya cari lewat google ternyata banyak yang post puisi ini.
Terima kasih telah membaca karyaku ya. Walaupun puisi ini biasa-biasa saja, sobat mau membaca puisi ini.
Karya puisiku yang lainnya bisa dilihat disini
Komentar
Posting Komentar